Gerakan Seribu Wira Usaha Untuk Menghadapi Asean Ekonomi Komoniti

Kota Bogor - Menghadapi Tahun 2015 mendatang, ketika Asean Ekonomi Komuniti diluncurkan merupakan tantangan besar bagi dunia usaha Indonesia, terkait hal tersebut, maka Gerakan Seribu Wira Usaha yang di gagas oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) terus berusaha untuk menjawab tantangan tersebut. Karena jika hal ini tidak dilakukan maka pengusaha Indonesia akan tertinggal oleh pengusaha-pengusaha asing yang merangsek masuk kepasar Indonesia dengan peroduk-produk yang mereka miliki akan menjadi momok bagi pelaku usaha Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Pengurus HIPMI Kota Bogor, Zulfikar saat di jumpai di Café Momo milk Bogor, Kamis (22/5).

Menurutnya, dengan Gerakan Seribu Wira Usaha ini bukan menjadikan semua orang harus menjadi pengusaha akan tetapi kepada mereka-mereka yang menyukai dunia usaha terutama pengusaha muda agar mampu mengembangkan diri sebaik-baiknya. Dengan mengajarkan etika berbisnis, management usaha, mengelola keuangan, bahkan mengatur karyawan yang baik untuk menghasilkan produk yang baik kepada para pelaku usaha serta karyawan dan pelanggan itu sendiri. “Semua anggota yang masuk kita ajarkan trik-trik tersebut termasuk mencari peluang pasar baik local, nasional maupun internasional terhadap produk yang mereka produksi,” katanya.

Asean Ekonomi Komuniti ini juga menurutnya, bukan hal yang harus ditolak tergantung bagaimana cara mengolahnya, diibaratkan sebilah pisau bedah jika jatuh ditangan yang salah akan membunuh orang lain tetapi jika di pegang oleh Dokter ahli bedah akan menyelamatkan nyawa orang. Jika pemerintah Indonesia cerdas, sudah saatnya Indonesia bangkit agar produk-produk Indonesia masuk kesemua Negara, karena Indonesia masih bisa bangkit seperti Palestina dan India. Tetapi jika pemerintah Indonesia kurang cerdas dengan masih fokus mengurus politik saja dengan urusan bagi-bagi kekuasaan maka akan hancur.

“Pemerintah jangan hanya memberikan janji manis yang katanya mendukung dunia usaha tetapi perizinan dipersulit, biaya investasi sulit tidak pernah diberikan bantuan permodalan, hak merk dari produk tersebut tidak dilindungi sehingga bisa di jiplak oleh orang lain. Karena pengusaha tidak bisa membuat kebijakan karena pengusaha hanya bisa membuat produk, menyerap tenaga kerja dan memutarkan Rupiah dengan mendorong roda perekonomian tetapi yang mampu membuat kebijakan dalah kalangan pemerintah,” tegasnya.

Mengenai sebesar apa tantangan yang harus di hadapi oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2015 nanti dan apa yang harus dilakukan, Zukfikar mengatakan. Jika berbicara masyarakat Indonesia, rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia ternyata jauh berbdea dan bahkan di Asean lebih rendah dari Negara Filipina dan Thailand. Artinya, jika kita bersaing dengan mereka kemungkinan akan tertinggal, kalau dari sekarang kita tidak perbaiki diri produk-produk kebanggaan Indonesia seperti Jamu akan tinggal karena mereka lebih modern dan lebih bagus dalm segi kemasan dan sebagainya, ini merupakan tantangan. Kalau dia pekerja harus meningkatkan Skillnya menjadi pekerja yang baik, begitupun dengan pegusaha harus meningkatkan management, kalau pemerintah harus lebih transparan dan bersih dan kalau menjadi guru harus meningkatkan kopentensinya menjadi seorang guru agar menghasilkan anak didik lulusan terbaik, begitupun dengan polisi harus lebih aman dalam menjaga kenyamanan dan ketertiban masyarakat, semua orang memiliki tantangan masing-masing. “Maka dengan gerakan seribu wira usaha ini diharapkan akan mampu menjawab tantangan tersebut,”ucapnya. (Ibr)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar